Tuesday, April 5, 2011

habitat, adaptasi, suksesi dan faktor pembatas

A. Habitat

Habitat adalah tempat hidup yang diperlukan oleh mahkluk hidup. Habitat adalah lingkungan di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Dalam ilmu ekologi dikenal istilah biotop, yaitu bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama).

Habitat laut memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah:

- Variasi temperatur atau suhu tinggi

- Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi

- Penetrasi dari cahaya matahari tinggi

- Ekosistem tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar

- Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi

- Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain

- Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer.

Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan secara horizontal. Secara vertikal laut dibedakan sebagai berikut :

1. Epilagik, daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.

2. Mesopelagik, daerah dengan kedalaman 200 m – 1000 m. Hewan yang hidup pada kedalaman ini contohnya ikan hiu.

3. Batiopelagik,daerah lereng benua dengan kedalaman 1000 - 2500 m. Contoh hewan yang dapat hidup pada kedalaman ini adalah gurita.

4. Abisal pelagic, daerah dengan kedalaman mencapai 4000 m. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini sehingga tidak terdapat tumbuhan ataupun hewan.

5. Hadal pelagic, bagian laut terdalam yang kedalamannya lebih dari 6000 m. Biasanya terdapat ikan laut uang dapat mengeluarkan cahaya.


  1. Adaptasi

Adaptasi adalah penyusuaian diri terhadap lingkungan akibat lingkungan yang berubah. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai, semakin besar maka akan hidup di habitat yang beraneka ragam.

Ada beberapa macam adaptasi, yaitu adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidup organisme. Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi atau metabolism tubuh untuk bertahan hidup. Dan adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku terhadap lingkungannya.


  1. Suksesi

Suksesi adalah proses perubahan dalam komunitas yang berangsur menuju ke suatu arah secara teratur. Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempa.

Suksesi sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer adalah Suksesi yang terjadi belum ada vegetasinya atau di daerah yang tadinya sudah ada vegetasi, kemudian terganggu (misalnya terbakar), sehingga daerah tersebut menjadi kosong sama sekali. Pada habitat tersebut tidak ada lagi organisme dan komunitas asal yang tertinggal sehingga pada substrat yang baru ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula. Sedangkan suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan.


  1. Factor Pembatas

Suatu organisme untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu, harus memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan-biakkannya. Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dengan keadaan tertentu. Apabila keperluan mendasar ini hanya tersedia dalam jumlah yang paling minimum, maka akan bertindak sebagai factor pembatas. Bila keperluan mendasar yang hanya tersedia minimum, berada dalam waktu sementara tidak dapat dianggap sebagai faktor minimum, karena pengaruhnya dari banyak bahan sangat cepat berubah.

Kehadiran atau keberhasilan suatu organisme atau kelompok organisme tergantung kepada keadaan. Keadaan yang manapun yang mendekati atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan sebagai yang membatasi atau faktor pembatas. Dengan adanya faktor pembatas ini semakin jelas kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu.

Beberapa keadaan faktor pembatas, termasuk diantaranya adalah temperatur, cahaya, air, gas atmosfir, mineral, arus dan tekanan, tanah, dan api. Masing-masing dari organisme mempunyai kisaran kepekaan terhadap faktor pembatas.





Materi lainnya mengenai energi, evolusi, dan relung dapat dibaca dan dilihat di

http://suwendiyantiratna.posterous.com/




Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Habitat

Samadi, S.Pd, M.Si. 2006. “Geografi 2”. Jakarta : Yudistira.

http://blog.unila.ac.id/janter/2010/02/26/suksesi-dan-adaptasi/

http://id.merbabu.com/artikel/ekologi.html

http://bayux3.blogdetik.com/2009/02/04/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/

Monday, March 21, 2011

Antara Tekanan dan Salinitas

Kita sering mendengar kata salinitas. Apa sebenarnya salinitas itu? Salinitas adalah kadar garam yang terlarut di dalam air. Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.


Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Salinitas ditentukan oleh keseimbangan antara presipitasi dan penguapan di permukaan. Zona dimana salinitas berkurang terhadap kedalaman ditemukan pada lintang rendah dan menengah.


Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Semakin ke dalam, tekanan air laut akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya gaya yang bekerja pada lapisan yang lebih dalam. Gaya akibat tekanan bekerja dari tekanan yang berbeda pada satu titik ke titik lainnya. Gaya ini bekerja dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Di laut, gaya gravitasi yang bekerja (ke arah bawah) akan diimbangi oleh gaya akibat adanya perbedaan tekanan tersebut (ke arah atas), sehingga air yang bergerak ke bawah tidak akan mengalami percepatan.


Tekanan pada satu kedalaman bergantung pada massa air yang berada di atasnya. Persamaan yang digunakan untuk mengukur harga kedalaman dari harga tekanan adalah persamaan hidrostatis, yaitu dp=ρ*g*dh, dimana dp=perubahan tekanan, ρ=densitas air laut, g=percepatan gravitasi, dan dh=perubahan kedalaman. Jadi, jika tekanan berubah sebesar 100 dbar, dengan harga percepatan gravitasi g=9.8 m/det2 dan densitas air laut ρ=1025 kg/m3, maka perubahan kedalamannya adalah 99,55 meter. Variasi tekanan di laut berada pada kisaran nol (di permukaan) hingga 10.000 dbar (di kedalaman paling dalam). Tekanan merupakan faktor lingkungan terbesar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme laut dalam. tekanan meningkat untuk setiap 10 m kedalaman. Di perairan dalam meskipun hampir berada di bawah tekanan antara 200 dan 600 atm, rentang tekanan adalah dari 20 hingga 1000 atm.


Salinitas ini memiliki perbandingan lurus dengan tekanan. Jika tekanan tinggi, maka salinitas pun tinggi. Hal ini terjadi karena makin dalam suatu perairan, tekanan akan semakin tinggi.


AKIBAT GLOBAL WARMING??

Pada daerah dengan suhu tinggi, tingkat penguapan air laut juga tinggi sehingga salinitas dan tekanan air meningkat. Hal ini memicu pergerakan massa air laut dari daerah bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Dengan keadaan seperti ini, massa air hangat yang berada di samudera Pasifik akan bergerak ke samudera Hindia melalui kepulauan Indonesia menuju samudera Atlantik bagian utara.


SUMBER :

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/perubahan-iklim-dan-sirkulasi-laut-global/

http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/tekanan-dan-kedalaman-laut.html

Supangat, Agus. "Pengantar Oseanografi".

Tuesday, March 15, 2011

panggil saya maly

perkenalkan sy Amallya Fitra Aprianti salah seorang mahasiswa keren di Prodi Ilmu Kelautan FPIK UNPAD. Sy berasal dr Bandung yg kuliahnya makin mengkabupaten di Desa Jatinangor ini.

Harapan sy sebagai nanti lulusan ilmu kelautan ini antara menjadi konservator dan ahli oseanografi yg selalu berlayar dan meninggalkan daratan dalam waktu yg lama. hmmm apakah sy bisa jd sekjen PBB nantinya??haha

yaaa sekian saja perkenalan saya. oya sebelumnya sy akan menginformasikan ke diri saya yg paling penting bahwa blog ini akan berisi hal yg berguna, yaitu tentang materi perkuliahan yg saya dapat dan hal seputar perikanan dan ilmu kelautan.

jangan lupa, panggil sy maly saja.
terima kasih